Muda
October 27, 2025

📢 PRESS RELEASE - SAPA MUDA GDI 🌿

Senin, 27 Oktober 2025 — Green Democracy Institute kembali menghadirkan edisi terbaru dari program SAPA Muda GDI dengan tema “Peran Anak Muda dalam Advokasi Lingkungan.”

📢 PRESS RELEASE - SAPA MUDA GDI 🌿
Muda
Green
Democracy

📢 PRESS RELEASE - SAPA MUDA GDI 🌿

Cover
IMG-20251028-WA0008.jpg
Slug
press-release-sapamuda-gdi
Published
Published
Created Date
Oct 27, 2025
Excerpt
Senin, 27 Oktober 2025 — Green Democracy Institute kembali menghadirkan edisi terbaru dari program SAPA Muda GDI dengan tema “Peran Anak Muda dalam Advokasi Lingkungan.”
Tag
Muda
Green
Democracy
📢 PRESS RELEASE – SAPA MUDA GDI 🌿
Senin, 27 Oktober 2025 — Green Democracy Institute kembali menghadirkan edisi terbaru dari program SAPA Muda GDI dengan tema “Peran Anak Muda dalam Advokasi Lingkungan.” Kegiatan ini disiarkan langsung melalui Instagram @greendemocracyinstitute dan menghadirkan Susanti Wondo, Founder Rumah Cerdas Millenials, sebagai narasumber utama. Acara dipandu oleh Soneri Enjelina Wanti, mahasiswa Universitas Bengkulu, yang memandu jalannya diskusi dengan interaktif dan inspiratif.
Dalam sesi berdurasi hampir satu jam ini, Kak Susanti membagikan banyak pengalaman dan refleksi tentang perjalanan advokasinya di bidang lingkungan, terutama yang dimulai dari akar rumput di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia menuturkan bahwa kesadaran lingkungan bermula dari pengalaman pribadi melihat keterbatasan akses pendidikan, air bersih, dan sosial di wilayah 3T. Dari situlah tumbuh semangat untuk menggerakkan edukasi dan perubahan dari hal-hal sederhana.
“Banyak anak muda yang punya semangat besar, tapi kadang menunggu waktu yang ‘sempurna’ untuk mulai. Padahal, kita gak perlu nunggu jadi ahli dulu — cukup mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat,” tutur Kak Susanti. 🌱
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa advokasi yang efektif harus didukung oleh pendekatan yang relevan di setiap sektor. Saat berinteraksi dengan pemerintah, anak muda perlu menggunakan data dan bahasa kebijakan; sementara dalam konteks sosial atau budaya, pendekatan berbasis kearifan lokal akan jauh lebih diterima.
Tak hanya itu, Kak Susanti juga menyoroti pentingnya aksi nyata non-digital. Menurutnya, advokasi bukan soal seberapa sering kita bicara di media sosial, tapi seberapa konsisten kita bertindak di kehidupan sehari-hari. “Mulailah dari hal kecil, seperti menjaga kebersihan sekitar, mengelola sampah, atau menginspirasi teman-teman di sekitar kita. Itu bentuk advokasi yang sesungguhnya,” ujarnya.
Menutup sesi, Kak Susanti mengajak seluruh generasi muda untuk berani bergerak dan menjaga semangat kolaborasi. “Bumi ini gak menunggu siapa yang paling hebat, tapi siapa yang paling konsisten untuk bertindak. Mari mulai sekarang, karena langkah kecil kita hari ini adalah warisan bagi generasi selanjutnya,” pesannya. 💚
Melalui kegiatan ini, Green Democracy Institute berharap semakin banyak anak muda yang terinspirasi untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan semangat kolaborasi dan empati, anak muda dapat menjadi motor penggerak dalam membangun Indonesia yang lebih hijau, bersih, dan berdaya. 🌏✨
#SapaMudaGDI #GreenDemocracyInstitute #AdvokasiLingkungan #PeranAnakMuda #RumahCerdasMillenials #JadilahBagianDariPerubahan

Artikel Terkait

Lihat semua artikel
Mari Berpartisipasi

Jadilah Bagian Dari Perubahan

E-Book Green Democracy